Kamis, 18 Februari 2010

Calciopoli versi Century

Tadi malam, saya nonton Top 9 News di Metro TV. Saya tertarik dengan salah satu berita tentang masalah Bank Century yang sedang menuju garis finish, setelah diobok-obok Pansus yang sempat dijadikan ajang hina menghina antar anggotanya. Di berita tersebut, dijelaskan tentang adanya lobi-lobi politik antar fraksi dalam menentukan sebuah keputusan final atas kasus Century. Yang menarik di sini, adalah cara para elit politk memandang sebuah masalah. Bayangkan saja, hanya dengan ngobrol-ngobrol di kafe, di jalan, atau sebagainya, bisa mengubah pendapat para anggota Pansus. Berikut kutipannya (sumber) :
Syarif kembali mengeluarkan lelucon segar. Menurutnya, lobi-lobi terus dilakukan demi mencapai kesepahaman. "Lagi jalan lobi, lagi makan lobi, telepon juga lobi, rapat juga lobi. Jadi all the time pasti lobi. Namanya mitra koalisi itu tidak boleh lepas," katanya.
Lihat, mungkin ini hanya sekedar lelucon. Tapi, kadang kala orang menutupi kebohongan atau lebih tepatnya menyamarkan fakta dengan lelucon semacam itu. Mungkin, kata beliau, itu sudah hal wajar dan lumrah, dengan embel-embel dinamika politik. Tapi, apakah adil, jika hanya dengan lobi-lobi sampah itu kemudian hati nurani mereka dipaksa mati. Lemah parah...

Selanjutnya, mungkin para wakil rakyat itu berargumen, ini semua demi koalisi. Tapi, semua itu kembali pada kebobrokan moral, lihat saja kutipan berikut ini  (sumber):




Tak hanya ancaman, iming-iming "kenikmatan" juga disuguhkan. "Ada yang ditawari menteri," masih mengutip Bambang.
 Jelas sekali, dimana ada kepentingan, di situ koalisi digalang. Yang tidak menjelang bakal ditendang.

Yang menarik lagi, ada istilah "skor" untuk merepresentasikan sikap fraksi-fraksi atas kasus ini. Misal saja tentang bail-out  (sumber):
Komposisi 7-2 pada pandangan awal membagi dua kubu fraksi di Pansus santer terdengar mulai bergeser. Kekuatan 7-2, terdiri dari 7 fraksi kontra-bail out dan 2 fraksi pro-bail out. Tujuh fraksi terdiri dari PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PAN, PKS, Gerindra, dan Hanura. Ketujuh fraksi ini menilai adanya unsur penyalahgunaan wewenang dalam kasus Bank Century. Dua fraksi lainnya, Demokrat dan PKB, berpandangan sebaliknya.
Sampai berita terakhir, skor adalah 9-0, mengenai aliran dana, (sumber).

Tapi, skor tinggal skor....
Peluit panjang belum ditiup...
Masih banyak peluang bagi para lobi-ers untuk mengatur skor akhir pertandingan.

Pertanyaannya, apakah Century bakal menjadi kasus calciopoli seperti di Serie A Italia, ataukah hati nurani yang bicara ?. Berat memang... Siapa coba yang tidak ngiler jika ditawari jadi menteri.

2 komentar:

  1. Halo Sunni, sebuah analisis yang smart. Saya menduga akhir kasus Century ini akan berakhir dengan "win-win solution", solusi kompromi gitu...

    BalasHapus
  2. Sama pak, saya juga khawatirnya keputusan yang muncul setipe dengan kasus "Bibit-Candra", tidak memuaskan hati... Coba pak, kalau memang Candra-Bibit tidak bersalah, siapa yang nyuruh "menculik" mereka ?

    BalasHapus