Minggu, 28 Februari 2010

Suatu hari di Cibaduyut...

Sebenarnya, ini hanya sekadar ungkapan perasaan saya saja, tentang kejadian atau semacam experience yang saya dapatkan.

Begini...

Hari Minggu, kemarin, saya beserta 3 orang teman saya berangkat ke Cibaduyut, yang konon pusat sepatu murah di seantero Bandung. Mengingat akan kondisi sepatu saya yang sudah sakaratul maut, saya memutuskan untuk membeli yang baru, sendiri. Ini adalah pengalaman saya dalam hal beli-membeli peralatan tubuh. Soalnya, selama ini, hampir baju, celana, sepatu, dan lain-lain, adalah pemberian orang lain, entah itu dari Ibu saya, kakak saya, teman saya, panitia, atau apalah. Yang jelas, saya belum pernah memilih hal-hal semacam itu sendiri. Apalagi membelinya. Beu...

Bukan tidak punya budget buat beli, namun, saya hanya merasa malas atau merasa tidak pandai memilih hal-hal seperti itu. Takut tidak cocok atau apalah. Apalagi kalau disuruh tawar-menawar dan keliling mall atau FO hanya untuk mempertahankan uang 5000. Menurut saya nih, mending kita langsung beli dengan selisih 5.000 dan bisa mempergunakan waktu untuk hal-hal lain daripada ngotot nyari, debat dengan penjual, capek, dan bla, bla, bla... hanya untuk dapet harga lebih murah 5.000.

Ah, itu hanya di dunia khayal saya saja. Dan, akhirnya, saat itu tiba juga. Saat ke Cibaduyut itulah, debut saya dalam hal seperti ini. Dan, hasilnya....
...
...
...
...
...
...
dapet sepatu yang semula ditawarkan 150.000 jadi 90.000. Apa ini sukses ? Tidak juga, gagal mungkin. Harusnya, secara teori dan empiris, saya bisa dapatkan sepatu made ini Cibaduyut itu dengan harga jauh lebih murah, misal 60.000. Wew...

Berikut beberapa kesalahan saya :

  1. Tawaran pertama hanya separo harga awal.
    Konon, kita sebaiknya menawar dengan harga di bawah separo harga awal. Kenapa saya memulai dengan separo harga ? Soalnya, di daerah asal saya, Bantul, Yogyakarta, separo harga itu sudah tega. Ternyata, di sini lebih tega penjualnya untuk me-mark up harga.
  2. Menaikkan harga tawaran terlalu cepat.
    Kesalahan saya yang lain, menurut teman saya, harusnya naiknya bertahap, misal dari 70 ribu, ke 75 ribu dulu, jangan langsung 80 ribu.
  3. Terburu-buru
    Ini merupakan sifat buruk saya, ingin semuanya segera selesai. Apalagi diperparah dengan kecepatan bicara melebihi kecepatan berfikir. Aduh... Ini hal yang ditunggu para penjual. Sekali tawaran kita menyentuh level aman bagi mereka, langsung kita di-teror atau apalah istilahnya. Aduh...

Tapi, apa boleh buat. Kedelai sudah menjadi tempe. Akhirnya, saya perlu membayar 30ribuan hanya demi mendapat privat pelajaran "menawar". Karena saya sudah ikut privat, maka di sini saya berbagi. Daripada Anda-anda sekalian membayar juga, mending buat beli Coklat Monggo.

Rule # 1 :
Jika tidak bisa menawar (lemah), carilah istri yang jago membanting harga.

Oh iya, di salah satu toko sepatu, ada yang unik atau lebih tepat disebut aneh, mungkin juga tolol.

Bayangkan saja, ada toko sepatu di situ yang mempunya ekskalator, tangga berjalan. Tapi, HANYA ADA SATU. Dan tidak ada alat bantu turun dari lantai dua misal lift atau tangga tak berjalan. Kalau si ekskalatornya jomblo, gimana bisa turun ?. Dan, solusi mereka adalah, MEMATIKAN TANGGA BERJALAN tersebut. Agak aneh juga waktu naiknya. Berikut foto si Ekskalator Jomblo tersebut. :


Rule # 2 :
Jika ingin memasang ekskalator, siapkan dana, tempat, dan otak untuk memasang 2 (DUA) BUAH ekskalator yang sepasang, atau Anda harus mematikannya.

Sabtu, 27 Februari 2010

Hanya iseng saja.
Saat saya dibungkam dengan pemanasan tubes dalam bentuk tugas-tugas dan berbagai kekuncupan hidup lainnya, saya nemu video ini (berdasar unggahan dari temen di facebook).

Intinya sih, video ini menampilkan semacam grup akapela yang menyebut dirinya The Klein Four. Untuk
lagu di video ini, judulnya Finite Simple Group (Of Order Two).
Dari yang saya lihat, karya-karya mereka mempunyai latar belakang matematika. Dalam video ini, mereka membawakan sebuah lagu tentang kisah cinta yang abstrak dengan istilah eksak di matematika. Berikut ini :



Kalau tidak muncul, langsung ke TKP  saja.

Kalau kemampuan bahasa inggris masih reading, berikut ini liriknya :


Finite Simple Group (of order two)
A Klein Four original by Matt Salomone


The path of love is never smooth
But mine's continuous for you
You're the upper bound in the chains of my heart
You're my Axiom of Choice, you know it's true


But lately our relation's not so well-defined
And I just can't function without you
I'll prove my proposition and I'm sure you'll find
We're a finite simple group of order two


I'm losing my identity
I'm getting tensor every day
And without loss of generality
I will assume that you feel the same way


Since every time I see you, you just quotient out
The faithful image that I map into
But when we're one-to-one you'll see what I'm about
'Cause we're a finite simple group of order two


Our equivalence was stable,
A principal love bundle sitting deep inside
But then you drove a wedge between our two-forms
Now everything is so complexified


When we first met, we simply connected
My heart was open but too dense
Our system was already directed
To have a finite limit, in some sense


I'm living in the kernel of a rank-one map
From my domain, its image looks so blue,
'Cause all I see are zeroes, it's a cruel trap
But we're a finite simple group of order two


I'm not the smoothest operator in my class,
But we're a mirror pair, me and you,
So let's apply forgetful functors to the past
And be a finite simple group, a finite simple group,
Let's be a finite simple group of order two
(Oughter: "Why not three?")


I've proved my proposition now, as you can see,
So let's both be associative and free
And by corollary, this shows you and I to be
Purely inseparable. Q. E. D.

kalau yang masih cupu dan masih level reading, ini sudah saya google terjemahkan. Tapi ya, agak aneh,,,


Finite Simple Group (ketertiban dua)
Sebuah Klein Empat asli oleh Matt Salomone

Jalan cinta tidak pernah mulus
Tapi tambang terus-menerus untuk Anda
Kau terikat atas dalam rantai hatiku
You're my Aksioma Choice, kau tahu itu benar

Tetapi akhir-akhir ini hubungan kita tidak begitu baik didefinisikan
Dan aku tidak bisa berfungsi tanpa Anda
Aku akan membuktikan proposisi saya dan saya yakin Anda akan menemukan
Kami terbatas kelompok sederhana memesan dua

Aku sedang kehilangan identitas
Aku mulai tensor setiap hari
Dan tanpa kehilangan umum
Aku akan menganggap bahwa Anda merasakan hal yang sama

Karena setiap kali aku melihatmu, anda hanya quotient keluar
Setia peta gambar yang saya ke
Tetapi ketika kita satu-ke-satu Anda akan melihat apa yang saya tentang
Karena kita terbatas kelompok sederhana memesan dua

Kesetaraan kami stabil,
Sebuah cinta utama duduk jauh di dalam bundel
Tapi kemudian Anda mengendarai baji antara dua bentuk
Sekarang semuanya begitu complexified


Ketika kami pertama kali bertemu, kami hanya terhubung
Hatiku terbuka tapi terlalu padat
Sistem kami telah diarahkan
Untuk memiliki batas terbatas, dalam arti tertentu

Aku hidup di dalam kernel dari peringkat-satu peta
Dari domain saya, citra tampak begitu biru,
Karena semua yang saya lihat adalah nol, itu jebakan kejam
Tapi kami yang terbatas kelompok sederhana memesan dua


Aku bukan operator halus di kelasku,
Tapi kami sepasang cermin, aku dan kau,
Jadi mari kita berlaku pelupa functors ke masa lalu
Dan kelompok sederhana yang terbatas, kelompok sederhana yang terbatas,
Mari kita menjadi terbatas kelompok sederhana memesan dua
(Oughter: "Mengapa tidak tiga?")

Aku sudah membuktikan proposisi saya sekarang, karena Anda dapat melihat,
Jadi mari kita berdua akan asosiatif dan bebas
Dan dengan wajar, ini menunjukkan Anda dan saya untuk
Murni tak terpisahkan. T. E. D.



ada beberapa bait yang saya suka, yaitu bagian (dalam bahasa inggris)
I'm losing my identity
I'm getting tensor every day
And without loss of generality
I will assume that you feel the same way
 dan yang bagian ini :
I've proved my proposition now, as you can see,
So let's both be associative and free
And by corollary, this shows you and I to be
Purely inseparable. Q. E. D.
Tapi, secara umum, saya ng-like this lagu ini. Kalau gak terlalu suka, wajar, soalnya istilah-istilahnya asing semua. Tapi, dengan sedikit mikir,ngakak juga...
Mungkin, ada suatu saat nanti, muncul The Klein Four dari Informatika ITB.

Saya juga sudah mencoba mencari lagu-lagu mereka di internet, tapi kok gak ada. Mungkin, kalau ada yang punya, minta dunk...

Untuk informasi lebih lanjut mengenai The Klein Four,bisa cek di sini.

Minggu, 21 Februari 2010

BG Gotong Royong

Wow, kemarin ada satu proker mendewa yang dilaksanakan di Asrama Bumi Ganesha...

Proker alias program kerja dari Biro Kekaryawanan dan Pemeliharaan ini diberi nama Gotong Royong Akbar Satu BG. Di sini, semua penghuni dan capeng, beserta bantuan para karyawan dan bibi bahu membahu melakukan gotong royong. Agak lebay juga sih prolognya, tapi emang bener kok, semua menyatu, membersihkan asrama dari hal-hal yang kuncup, sehingga asrama jadi wow... nyaman... Lihat ini, sebagian dokumentasinya :
habis itu, ada yang tepar

Tapi, habis tepar, semangat lagi, soalnya ada RUJAKAN BARENG....

Bukti rujakan bisa membangkitkan semangat :

Akhirnya...


oh iya, numpang promosiin, yang buat rujak, para bibi-bibi... Kalau mau dibikinin, hubungi saya saja... (gak penting parah)

Dan tak disangka, saya nemu sebuah fosil yang merupakan bukti bersejarah
Ini adalah semacam ID-card untuk panitia kegiatan eksternal di BG, yang kebetulan waktu itu adalah try out. Lihat saja, masih hand-made dan diperbanyak dengan sebuah mesin dewa, "mesin fotokopi". Kalau kurang jelas, di pojok kanan atas, tertulis, 19 April 1998. Itu jaman saya masih SD kelas 2. Pas jamannya Ronaldo main di Inter. Pas lagi hot-hot nya lagu Ricky Martin buat Piala Dunia 1998. Pas jamannya Reformasi... (hari-hari terakhir Alm. Soeharto berkuasa).

Hahaha...
Ini hanya sekedar dokumentasi saja, foto-fotonya pun hanya via kamera HP saya, yang ada bar-code di layarnya. Daripada hilang ditelan zaman, ya kan? We will miss our familiness (maksudnya, kekeluargaan)

NB : bagi mas yang kena tanda lingkaran, maaf ya... Numpang dibekenin. Tar kalau gak rela, saya hapus deh

Kamis, 18 Februari 2010

Calciopoli versi Century

Tadi malam, saya nonton Top 9 News di Metro TV. Saya tertarik dengan salah satu berita tentang masalah Bank Century yang sedang menuju garis finish, setelah diobok-obok Pansus yang sempat dijadikan ajang hina menghina antar anggotanya. Di berita tersebut, dijelaskan tentang adanya lobi-lobi politik antar fraksi dalam menentukan sebuah keputusan final atas kasus Century. Yang menarik di sini, adalah cara para elit politk memandang sebuah masalah. Bayangkan saja, hanya dengan ngobrol-ngobrol di kafe, di jalan, atau sebagainya, bisa mengubah pendapat para anggota Pansus. Berikut kutipannya (sumber) :
Syarif kembali mengeluarkan lelucon segar. Menurutnya, lobi-lobi terus dilakukan demi mencapai kesepahaman. "Lagi jalan lobi, lagi makan lobi, telepon juga lobi, rapat juga lobi. Jadi all the time pasti lobi. Namanya mitra koalisi itu tidak boleh lepas," katanya.
Lihat, mungkin ini hanya sekedar lelucon. Tapi, kadang kala orang menutupi kebohongan atau lebih tepatnya menyamarkan fakta dengan lelucon semacam itu. Mungkin, kata beliau, itu sudah hal wajar dan lumrah, dengan embel-embel dinamika politik. Tapi, apakah adil, jika hanya dengan lobi-lobi sampah itu kemudian hati nurani mereka dipaksa mati. Lemah parah...

Selanjutnya, mungkin para wakil rakyat itu berargumen, ini semua demi koalisi. Tapi, semua itu kembali pada kebobrokan moral, lihat saja kutipan berikut ini  (sumber):




Tak hanya ancaman, iming-iming "kenikmatan" juga disuguhkan. "Ada yang ditawari menteri," masih mengutip Bambang.
 Jelas sekali, dimana ada kepentingan, di situ koalisi digalang. Yang tidak menjelang bakal ditendang.

Yang menarik lagi, ada istilah "skor" untuk merepresentasikan sikap fraksi-fraksi atas kasus ini. Misal saja tentang bail-out  (sumber):
Komposisi 7-2 pada pandangan awal membagi dua kubu fraksi di Pansus santer terdengar mulai bergeser. Kekuatan 7-2, terdiri dari 7 fraksi kontra-bail out dan 2 fraksi pro-bail out. Tujuh fraksi terdiri dari PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PAN, PKS, Gerindra, dan Hanura. Ketujuh fraksi ini menilai adanya unsur penyalahgunaan wewenang dalam kasus Bank Century. Dua fraksi lainnya, Demokrat dan PKB, berpandangan sebaliknya.
Sampai berita terakhir, skor adalah 9-0, mengenai aliran dana, (sumber).

Tapi, skor tinggal skor....
Peluit panjang belum ditiup...
Masih banyak peluang bagi para lobi-ers untuk mengatur skor akhir pertandingan.

Pertanyaannya, apakah Century bakal menjadi kasus calciopoli seperti di Serie A Italia, ataukah hati nurani yang bicara ?. Berat memang... Siapa coba yang tidak ngiler jika ditawari jadi menteri.

Minggu, 14 Februari 2010

Antara Angpau, Coklat, dan Air...

Hari ini, tanggal 14 Februari, ada beberapa hal yang menjadi wacana di masyarakat Indonesia yang kebetulan juga menjadi awan pengganggu otak saya. Tiga hal diantaranya adalah masalah Angpau, Coklat, dan Air. Yah, memamng, tidak hanya 3 hal itu saja. Dunia ini masih disibukan oleh persiapan nonton bareng Milan vs MU, atau tragedi Lolito di Lazio. Atau mungkin reality show kasus Antasari yang akhirnya divonis. Namun, marilah lupakan sejenak, kita liat 3 fenomena tahunan tersebut.

Angpau : Di benak manusia yang normal, saat mendengar kata angpau, pasti akan langsung di-instansiasi objek yang bernama Imlek dengan alias tahun baru cina. Dengan beberapa inherit atau anak turunan kelasnya Barongsai dan kembang api. Menurut narasumber yang saya wawancarai saat mata kuliah organisme komputer berlangsung, di kala imlek, orang-orang akan melakukan sembahyang di klenteng, vihara, atau gereja tergantung kepercayaan mereka. Hal ini dilakukan di pagi hari. Kalau saya sendiri, pas imlek ini dimulai dengan mengikuti pansus untuk menangani sebuah kasus yang sudah berdampak sistemik. Mungkin akan berjalan 5 minggu ke depan, dengan default rapat hari Minggu pagi jam 8. (tears).

Selanjutnya, pada malam hari, mereka (karena saya tidak bisa datang) akan mengadakan semacam makan-makan atau kembang api. Dan jelas, akan ada barong sai di kawasan tertentu. Dan, kita, maksud saya kalian, jika menonton barongsai, seharusnya atau sewajarnya memberikan semacam amplop merah ke mulut barong sai. Amplop ini yang orang awam sebut dengan nama "Ang pau". Entah apa artinya, cari sendiri saja.

Ngomong-ngomong tentang merah, ternyata menurut desas-desus atau mungkin kenyataannya, warna merah merupakan warna keberuntungan bagi warga Cina. Mungkin hal ini pula yang mengakibatkan MU, Arsenal, Liverpool, AC Milan, AS Roma, Korea Selatan, Rusia menggunakan warna merah sebagai warna dasar kostum tim sepakbola mereka, sehingga beruntung menjuarai Liga domestik, kontinental, atau tampil mengejutkan di berbagai ajang. Tapi, mungkin hal ini bukan kebetulan. Konon, menurut riset, warna merah memberikan semangat juang yang luar biasa bagi sang pemain.

Mungkin, hal ini juga mengilhami warna salah satu partai politik sehingga mampu menjadi salah satu anggota trio kwek-kwek di negara saya. Entahlah...

Coklat : Mungkin, jika kita mendengar kata "Coklat" saat ini, pasti otak kita akan melakukan rangsangan ke bagian memori yang menyimpan kata-kata "Valentine". Apakah ini hal yang wajar ? Jawabannya belum tentu. Mungkin, jika kita analogika dengan Imlek yang akan penuh warna merah, maka saat valentine, aka penuh warna coklat. Baju coklat, celana coklat, topi coklat, dan tas coklat. Jadi, valentine di sini bisa diartikan jambore pramuka internasional. Itu salah satu ketidak wajaran berfikir, tapi benar kan ?

Tentang valentine ini, saya jadi kepikiran mengenai sebuah teori konspirasi sutau kelompok tertentu yang ingin menguasai dunia melalui makanan bernama coklat, walaupun kadang-kadang tidak berwarna coklat. Mungkin, ada sebuah kelompok yang melakukan propaganda, bahwa valentine = coklat, sehingga kelompok tersebut akan menguasai dunia ini dengan keuantungan yang luar biasa dari royalti atau waralaba merk "Coklat". Bayangkan saja, mulai dari coklat jago, b*ng-beng, g*ry pasta, tobl*rone, silverque*n, cadbur*y, dan lain-lain adalah produk yang biasa kita sebut coklat. WOW... Semisal tiap produk si kelompok tadi mengambil royalti 1% saja, sudah berapa triliun coba ?

Mungkin sudah cukup untuk mencapai rekor Century, atau rekor film Avatar. Apalagi, pas tanggal 14 ini, mereka panen besar. WOW lagi... Jadi, hati-hati saja... Ini merupakan sebuah konspirasi luar biasa yang benar-benar mencuci otak hampir 2 x sekian penduduk dunia (karena sepasang).Tapi, sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa menyadarkan kita, maksud saya kalian yang tercuci otaknya. Misal, kenapa harus beli coklat ? bukankah coklat bisa bikin gemuk, ketagihan, gigi berlubang, kemiskinan, dan perceraian ? Atau fakta lain, hari valentine hanyalah sekadar penghapus dosa "lupa menyayangi" selama setahun lampau.

Cek saja, apakah pasangan anda masih memberi coklat yang dibeli di Indomar*t selain hari valentine ini ? Masak kita cuman ditunjukan rasa sayang sekali selama setahun ? Masih mending kalau coklat yang dikasih coklat mahal, kalau cuman beng-b*ng ? Salah satu solusinya, ya bikin aja tiap hari ini serasa hari valentine. Tapi, kalau makan coklat tiap hari, bisa membusuk gigi dan lambung kita. Jadi gak usah pake valentine sama coklat deh... Ganti aja sama tahu tempe atau sayur nangka bikinan sendiri, pasti lebih berkesan dan yang jelas, dompet tetap gembung...

Selanjutnya, saya jadi kepikiran untuk menjadikan semacam hari valentine, misal saja hari lahir saya, 13 Juli sebagai hari tertawa. Jadi, di hari itu, gak boleh ada manusia yang nangis, mewek, berlinang air mata, atau hati pundung. Mungkin nama hari-nya Hari Sunni. WOW... Keren lah... Jadi, minimal sudah berguna bagi dunia, nyumbang nama...

Terakhir, Air :

Salah satu dari 4 elemen dasar orang Yunani kuno atau orang-orang illuminati bahkan si Avatar A'ang. Kenapa ada air di postingan ini ? Yah, intinya, Indonesia sedang dilanda bencana tahunan, banjir. Mungkin, baru kali ini saya melihat banjir sampai di atas dengkul atau lutut dengan mata kepala saya sendiri (majas pleonasme). Karena, rumah saya di Bantul secara teori tidak mungkin banjir, dataran rendah yang miring. Lalu, saat di SMA Semesta, mungkin bisa banjir, dengan syarat Semarang menjadi anggota baru laut Jawa. Tapi, kemarin Sabtu, saat ke SMA N 8 Jakarta, saya baru liat, banjir yang nyata. Tapi tidak terlalu ekstrim, karena pernah mencapai lantai 2. (worship). Itu kata guru-gurunya. Lalu, tadi siang, saat pulang dari acara pernikahan alumni, ada abnjir juga, memang tidak telalu parah. Tapi, banjir is banjir gan... Kalau lihat di TV, gak bakal dapet feel banjir yang sebenarnya. Musti turun ke lapangan. Bayangin aja, PC 20 juta anda kena air, atau LCD tanpa tombol ON-OFF anda jadi berkarat. Jadi, JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Apalagi di daerah jalan Cisitu Merdeka. Argh... (gambar kalo sempet menyusul, spe*dy lagi tewas...)

Pesan : Kalau gak dapet coklat valentine, bilang aja, takut dicuci otaknya. Kalau masih gak ngaruh, beli sendiri, kirim via pos ke alamat sendiri, dengan nama pengirim Arumi Baschin atau Zakiah Nurmala... Saya juga mengakhiri hari valentine kali ini (masih) tanpa ngemut coklat kok.

Jumat, 05 Februari 2010

Saat Kuncup Melanda

Hari ini di ITB ada yang namanya ITB Fair. Semacam acara fair-fair gitu. Tapi, entah kenapa, dari kemarin sore, perasaan hati gak enak terus. Mana badan juga lagi gak beres, semacam masuk angin gitu. Kemarin, niatnya ke kampus buat bantu-bantu stand HMIF di ITB Fair. Tapi, apa daya, badan KO, hati melayang. Pulang deh...
Sampai asrama pun, gak bisa mikir secara bener, apalagi melakukan hal-hal manusiawi. Akhirnya, ngeloyor tidur. Bangun-bangun udah jam 20.30. Saatnya rapat buat persiapan maju ke MPA besok malem, mau memberikan LPJ Kaderisasi semester 1 sekaligus mengajukan proposal kaderisasi semester 2. Susauh ya? gak juga sih, tapi susah juga. Apalagi kalau jadi ketua-nya, harus punya komitmen tinggi, wedew...

Pas rapat juga gak semua datang, masak dari 13 manusia yang jadi panitia, cuma 5 batang hidung yang muncul. Selain itu, dari 8 makhluk lain, cuma 6 yang pakai ijin, yang 2 ngilang entah kemana. Padahal agenda rapat kali ini super penting, yaitu menyamakan persepsi antar divisi dan membuat standar IP minimal yang harus dicapai oleh para capeng sebagai syarat direkomendasikan untuk menjadi penghuni. Susah juga jadi penghuni.

Rapat akhirnya tetap berjalan meski gak lengkap, dan pas rapat malah jadi curcol... Ini yang menarik dan selalu memberikan hasrat buat rapat, rasa kekeluargaannya gak nahan bos...

Mungkin, setelah rapat, agak mendingan perasaan hati ini, tapi pas bangun, kok muncul lagi gulma hati itu. Udah memaksakan diri buat mandi pagi buat ke kampus untuk ikut ng-stand. Tapi kok rasa hati sangat tidak mengenakan. Terus, beberapa saat mikir, akhirnya memutuskan untuk tidak ke kampus dulu sampai ujud hati kembali utuh. Sambil ngilangin eneg di hati, aku nge-net, browsing dkk lah... Mau ngoding? wew... it's not the right time, i think....

Sambil mendengarkan radio Swara Gama via streaming, sambil relaksasi otak, mengenang keramahan suara penyiar jogja, mulai mikir secara normal. Tapi kok pemulihannya berjalan lambat? Mana HP bunyi mulu. Aduh, aduh.... Akhirnya daripada nonton Kamen Rider Kabuto, mending agak produktif dengan nge-blog... Ganti template ini...

Tapi teringat pelatihan Emotional Intelligence kemarin, jadi malu. Saatnya dipraktikan :
Sunni Kamu Bisa!!!, Kamu Pasti Bisa!!!

Saat kuncup menyerang, kutulis postingan ini..

Kamis, 04 Februari 2010

ITB FAIR jadi hot thread gan....


Sekedar berbagi saja, ini lho di kaskus yang menjadi salah satu referensi ilmu pengetahuan saya, ternyata :

ITB Fair 2010, jadi hot thread....

yah, walaupun gak ikut jadi panitia, tapi bangga juga lho...


ini threadnya

kalo mau liat langsung, cek ini

Bangga gan!!!!!!!!!!