Kamis, 25 Maret 2010

Terakhir...

Baru juga seumur jagung, tapi saya akhirnya memutuskan untuk pindah ke wordpress saja...

Jadi, mungkin ini postingan terkahir saya. Saya pindah ke ismailsunni.wordpress.com

Semoga ketemu di sana...

Gule-gule...

Rabu, 24 Maret 2010

Akhirnya, Inter Milan Menjauh Lagi....

Setelah mengalami beberapa giornata yang buruk, dan bahkan hampir dikudeta AC Milan, akhirnya tadi malam menjauh lagi. Dengan kemenangan 3-0 atas Livorno, sementara AC Milan tumbang 1-0 di tangan Parma, Inter sekarang berjarak 4 poin dari Milan maupun AS Roma yang tadi malam juga menang atas Bologna 2-0. Roma sendiri berhasil mengkudeta Milan dari posisi nomer 2 dengan keunggulan selisih gol.

Kembali ke Inter Milan, dari 3 gol yang diceploskan ke gawang Rubinho, 2 diantaranya dihasilkan oleh Samuel Eto'o dan satu lagi oleh Maicon. Di pertandingan ini, Eto'o mencetak gol ke dua Inter dengan salto. Berikut highlight yang saya peroleh dari YouTube. Misalnya tidak keluar, langsung ke TKP saja.


Hasil lengkap dari Serie A Italia giornata 30 :
Atalanta 3-1 Cagliari
Bari 2-1 Sampdoria
Bologna 0-2 AS Roma
Catania 1-0 Fiorentina
Genoa 2-2 Palermo
Inter Milan 3-0 Livorno
Lazio 2-0 Siena
Parma 1-0 AC Milan
Udinese 0-0 Chievo

Untuk pertandingan Juventus melawan Napoli belum dilaksanakan.
P.S. : Dengan hasil ini, saya cukup senang... :-) Sebelum big match melawan AS Roma, akhir pekan ini

Sumber : dari berbagai sumber.

Senin, 22 Maret 2010

Mengenang UN

Sekarang anak SMA kelas 3 sedang mengikuti tradisi tahunan, mengikuti ujian UN. Termasuk adik saya. Semoga semua orang dapat hasil yang sesuai dan pas.

Ngomong-ngomong soal UN, saya jadi teringat saat dulu saya mengikuti Ujian Nasional SMA. Ada beberapa hal yang masih nempel di ingatan saya. Berikut hal-hal berikut :

  1. Menjelang UN, semua oknum di sekolah saya mendadak jadi baik. Tidak ada lagi kekerasan mental. Mungkin memang bertujuan agar tidak memperkeruh mental beberapa anak. Tapi, banyak juga yang memang baik. Special Thanks untuk Pak Wiji, Bu Dini, Pak Rifat, Bu Reni, pak Haris, guru-guru dewa yang lain, para pembina dan adik-adik kelas, serta mbak dapur.
  2. Ada hobi baru, setiap latian Ujian Nasional (try out internal) disediakan banyak makanan. Mulai dari gorengan, susu, dan kue-kue. Kalau begini, saya mau tiap hari Ujian Nasional. Kan lumayan tuh. Gak usah belajar pula. Dan, makanan di dapur juga menjadi wow... Dapat lisensi khusus untuk makan duluan pula. Matap jaya lah.
  3. Hampir semua peserta UN mendadak alim. Misal saja sholat tahajjud, sholat dhuha, dan puasa sunnah. Kejadian ini berlanjut sampai masa-masa penerimaan mahasiswa baru. Yah, minimal pernah jadi alim lah. Tapi ada juga yang memang dari dasarnya alim.
  4. Meminta doa pada seluruh civitas akademik di sekolah. Bahkan, kita bikin spanduk buat ditandatangani semua anak. Dan, ada yang mau beli itu spanduk. Ckckck...
  5. Puasa Bola. Jadi, kayaknya dulu saya melakukan puasa dari bermain bola selama masa UN. Susah juga. Mengingat di sekolah kultur sepakbolanya tinggi. Wow.
  6. Yang paling konyol. Saya ketiduran saat UN Bahasa Inggris. Kronologinya; jadi di asrama sekolah saya itu, ada tradisi untuk tidur rame-rame saat mau UN. Kita bawa semua kasur ke depan tivi. Gak semua sih, hanya yang berminat saja, termasuk saya. Malamnya, ada nonton film di tivi, biasalah. Terus, dini haria ada Liga Champions, kalo gak salah MU vs Milan. Nah, ternyata ada efeknya. Paginya itu, selain bangun kesiangan, mandi di kamar pembina, saya juga ketiduran pas tes Bahasa Inggris, pas materi listening pula. Dan, akhirnya tersilang indah. Soalnya gak bisa minta diulangi.  Wew. Untung masih lulus. Hahahahaha...
  7. Sebenarnya masih banyak, tapi ya beberapa terkena masalah copyright, jadi gak usah dimasukin saja.

Begitulah pengalaman UN pertama saya, dan terkahir tentu saja. Semoga yang ikut UN mendapat hasil yang sesuai, jangan mencontek, jangan memberi contekan, banyak berdoa, dan jangan tidur saat ujian.

PS :
Rule #3 :
Jangan nonton bola saat ujian, walau udah jago.

Minggu, 21 Maret 2010

Sedotan...

Fyi : Sekadar informasi, postingan ini saya tulis saat mulai buntu mengerjakan tugas yang deadline nya 1 minggu lagi.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Jumat, 19 Maret 2009, saya telah terhujankan. Maksudnya, kehujanan. Hal ini terjadi pasca makan-makan dengan mentor, Kak Cecep di D'Cost. Saat balik, jalan-jalan udah seperti kali alias sungai. banjir. Akhirnya, dengan sedikit menggunakan otak mahasiswa, kami berhasil menggunakan Jigsaw untuk mencari rute paling aman menuju kos masing-masing.

Well... karena kehujanan dan kedinginan, saya akhirnya beli segelas jeruk hangat di depan asrama.  Setelah menyeruput sedikit, saya melakukan hal-hal standar pasca kehujanan. Misal, ganti baju, menghidupkan TV, ngobrol, mengeringka rambut, mandi, dan belajar (yang ini hoax). Tapi, tanpa disangka-sangka, ternyata, gelas jeruk tadi telah terjamah oleh puluhan semut yang ternyata tahu, kalau itu manis.
bintik-bintik kecil di atas yang menempel di gelas merupakan semut-semut yang terindikasi jeruk-aholic.
Untung saja, ada si sedotan, liat gambar berikut :


di permukaan si Jeruk Panas ini ternyata juga sudah terjamah. Tapi, si Sedotan menyelesaikan semua masalah.
Begini method-nya :
1. Berdirikan si Sedotan (entah bagaimana caranya, yang penting berdiri)
2. Pastikan si Ujung Sedotan tidak menempel di dasar gelas (Opsional). Terserah sih, tapi kalau mau menyedot ampas, bolehlah
3. Silahkan ejek para semut, sembari menghabiskan si Jeruk Panas.

Gak penting ya? Mungkin... Tapi, jujur, sebelum saya menemukan fungsi sedotan di atas, sedotan tidak cocok untuk minuman panas, siapa tahu meleleh...

Rule #3 :
Jangan buang sedotan sembarangan

Kamis, 11 Maret 2010

Klepon, c'รจ qualcosa di sorprendente nella Esso

Ini juga hanya sekedar berbagi...

Pada hari Minggu kemaren, saya makan siang seperti biasa di warung makan sekitar tempat tinggal saya. Tidak ada yang istimewa. Mungkin hanya agak gak sreg melihat sisa makanan yang disisa oleh salah seorang pembeli. Seperti ini :
Harusnya itu ya kayak gini :
Nah, ada yang lebih penting ini, yaitu

itu adalah sepanci klepon yang sedang dalam proses pembuatan.... 

nah, kalo yang ini saat masih "raw:, alias belum dicemplungin ke panci panas seperti gambar sebelumnya

itu yang sudah jadi dan terhidang di etalase warungnya...

itu gambar bapaknya, sang penjual klepon, udah agak tua sih...
terus, temen saya beli, dan saya minta, soalnya gak bawa duit,  nah di bawah ini salah satu wujudnya :

itu udah kegigit, terlihat eksotis, kenyal di luar, gurih pula, tapi mengejutkan di dalam

ternyata ada manis-manisnya juga, itu adalah semacam bubuk koya buat soto. Ini bukan properti default, hanya gara-gara temen saya minta.

Nah, itu sekedar mengingat masa kecil, di Bantul. Dulu doyan banget makan klepon, tapi semenjak SMA pisah dari orang tua, dan jarang balik ke rumah terus dilanjutkan ke Bandung, makin jarang saja.

Kalau ada yang pengen mencoba atau nostalgia, bisa langsung ke TKP. Di jalan Cisitu lama. Pertigaan Indomaret, belok kanan. Tar ada di kanan jalan. Kalau beli juga jangan siang-siang, takut habis.

Kalau mau bikin, cek ke sini saja
Tapi jangan dicari di peta, tar jadi kayak gini
Info-info lain, cek saja di klepon.co.id

Ok, ini hanya berbagi saja...

Note : judul di atas adalah bahasa italia, cek saja di sini

Kamis, 04 Maret 2010

Antara Kepribadian, Tanda Tangan, Yahoo Messenger, dan Dokter Jiwa

GILA !!!

Langsung saja. Gini ceritanya. Kemarin, saat saya ngobrol dengan salah satu teman SMA saya yang kuliah di jurusan kedokteran di salah satu perguruan tinggi terkemuka di semarang via YAHOO MESSENGER sebut saja YM. Pas ngobrol, dia bilang mau menebak kepribadian saya. Soalnya, pas YM-an, saya sedang suntuk dan sedikit bercerita tentang masalah-masalah saya, curcol lah intinya...
Nah, si temen saya itu, atau sebut saja Adit, mau menebak kepribadian yang ada dalam jasad saya. Metodenya, via TANDA TANGAN. Karena YM sangat mendewa, maka hal ini bisa dilakukan secara online, pake IMvironments yang ada crayon-nya, (gak penting bagian ini). Selanjutnya, hasil yang saya peroleh adalah :
- bukan orang yang PD
- selalu mencoba melakukan hal sendirian dan kadang tidak merasa butuh orang lain, padahal butuh
- pengen diperhatikan
- pengen eksis
- paling males kalau di forum gak dianggep
- semangat stabil, jarang ada yang bikin semangat atau kendor
- gak gampang puas, gak terima apa yang didapet
- bla...bla..bla... (bagian ini terlalu panjang)
- tiap beda komunitas, beda Sunni (kepribadian ganda kah?)

Gak semua tebakan bener dan sesuai dengan apa yang saya rasakan. Tapi gak semuanya salah. Jadinya, silahkan tebak, mana aja yang bener, dan mana aja yang meleset. Makanya, saya berani pasang di blog ini. Selanjutnya, ini ada solusi yang ditawarkan buat saya.

Saran dari Adit :
- tingkatkan sosialisasi
- ke DOKTER JIWA

What ? Masak saya musti ke dokter jiwa ? Mahal tahu...
Tapi, kalo ada yang free bolehlah... Dengan berbagai syarat tapi.

P.S. : thanks to "Adit" for the advices

Minggu, 28 Februari 2010

Suatu hari di Cibaduyut...

Sebenarnya, ini hanya sekadar ungkapan perasaan saya saja, tentang kejadian atau semacam experience yang saya dapatkan.

Begini...

Hari Minggu, kemarin, saya beserta 3 orang teman saya berangkat ke Cibaduyut, yang konon pusat sepatu murah di seantero Bandung. Mengingat akan kondisi sepatu saya yang sudah sakaratul maut, saya memutuskan untuk membeli yang baru, sendiri. Ini adalah pengalaman saya dalam hal beli-membeli peralatan tubuh. Soalnya, selama ini, hampir baju, celana, sepatu, dan lain-lain, adalah pemberian orang lain, entah itu dari Ibu saya, kakak saya, teman saya, panitia, atau apalah. Yang jelas, saya belum pernah memilih hal-hal semacam itu sendiri. Apalagi membelinya. Beu...

Bukan tidak punya budget buat beli, namun, saya hanya merasa malas atau merasa tidak pandai memilih hal-hal seperti itu. Takut tidak cocok atau apalah. Apalagi kalau disuruh tawar-menawar dan keliling mall atau FO hanya untuk mempertahankan uang 5000. Menurut saya nih, mending kita langsung beli dengan selisih 5.000 dan bisa mempergunakan waktu untuk hal-hal lain daripada ngotot nyari, debat dengan penjual, capek, dan bla, bla, bla... hanya untuk dapet harga lebih murah 5.000.

Ah, itu hanya di dunia khayal saya saja. Dan, akhirnya, saat itu tiba juga. Saat ke Cibaduyut itulah, debut saya dalam hal seperti ini. Dan, hasilnya....
...
...
...
...
...
...
dapet sepatu yang semula ditawarkan 150.000 jadi 90.000. Apa ini sukses ? Tidak juga, gagal mungkin. Harusnya, secara teori dan empiris, saya bisa dapatkan sepatu made ini Cibaduyut itu dengan harga jauh lebih murah, misal 60.000. Wew...

Berikut beberapa kesalahan saya :

  1. Tawaran pertama hanya separo harga awal.
    Konon, kita sebaiknya menawar dengan harga di bawah separo harga awal. Kenapa saya memulai dengan separo harga ? Soalnya, di daerah asal saya, Bantul, Yogyakarta, separo harga itu sudah tega. Ternyata, di sini lebih tega penjualnya untuk me-mark up harga.
  2. Menaikkan harga tawaran terlalu cepat.
    Kesalahan saya yang lain, menurut teman saya, harusnya naiknya bertahap, misal dari 70 ribu, ke 75 ribu dulu, jangan langsung 80 ribu.
  3. Terburu-buru
    Ini merupakan sifat buruk saya, ingin semuanya segera selesai. Apalagi diperparah dengan kecepatan bicara melebihi kecepatan berfikir. Aduh... Ini hal yang ditunggu para penjual. Sekali tawaran kita menyentuh level aman bagi mereka, langsung kita di-teror atau apalah istilahnya. Aduh...

Tapi, apa boleh buat. Kedelai sudah menjadi tempe. Akhirnya, saya perlu membayar 30ribuan hanya demi mendapat privat pelajaran "menawar". Karena saya sudah ikut privat, maka di sini saya berbagi. Daripada Anda-anda sekalian membayar juga, mending buat beli Coklat Monggo.

Rule # 1 :
Jika tidak bisa menawar (lemah), carilah istri yang jago membanting harga.

Oh iya, di salah satu toko sepatu, ada yang unik atau lebih tepat disebut aneh, mungkin juga tolol.

Bayangkan saja, ada toko sepatu di situ yang mempunya ekskalator, tangga berjalan. Tapi, HANYA ADA SATU. Dan tidak ada alat bantu turun dari lantai dua misal lift atau tangga tak berjalan. Kalau si ekskalatornya jomblo, gimana bisa turun ?. Dan, solusi mereka adalah, MEMATIKAN TANGGA BERJALAN tersebut. Agak aneh juga waktu naiknya. Berikut foto si Ekskalator Jomblo tersebut. :


Rule # 2 :
Jika ingin memasang ekskalator, siapkan dana, tempat, dan otak untuk memasang 2 (DUA) BUAH ekskalator yang sepasang, atau Anda harus mematikannya.

Sabtu, 27 Februari 2010

Hanya iseng saja.
Saat saya dibungkam dengan pemanasan tubes dalam bentuk tugas-tugas dan berbagai kekuncupan hidup lainnya, saya nemu video ini (berdasar unggahan dari temen di facebook).

Intinya sih, video ini menampilkan semacam grup akapela yang menyebut dirinya The Klein Four. Untuk
lagu di video ini, judulnya Finite Simple Group (Of Order Two).
Dari yang saya lihat, karya-karya mereka mempunyai latar belakang matematika. Dalam video ini, mereka membawakan sebuah lagu tentang kisah cinta yang abstrak dengan istilah eksak di matematika. Berikut ini :



Kalau tidak muncul, langsung ke TKP  saja.

Kalau kemampuan bahasa inggris masih reading, berikut ini liriknya :


Finite Simple Group (of order two)
A Klein Four original by Matt Salomone


The path of love is never smooth
But mine's continuous for you
You're the upper bound in the chains of my heart
You're my Axiom of Choice, you know it's true


But lately our relation's not so well-defined
And I just can't function without you
I'll prove my proposition and I'm sure you'll find
We're a finite simple group of order two


I'm losing my identity
I'm getting tensor every day
And without loss of generality
I will assume that you feel the same way


Since every time I see you, you just quotient out
The faithful image that I map into
But when we're one-to-one you'll see what I'm about
'Cause we're a finite simple group of order two


Our equivalence was stable,
A principal love bundle sitting deep inside
But then you drove a wedge between our two-forms
Now everything is so complexified


When we first met, we simply connected
My heart was open but too dense
Our system was already directed
To have a finite limit, in some sense


I'm living in the kernel of a rank-one map
From my domain, its image looks so blue,
'Cause all I see are zeroes, it's a cruel trap
But we're a finite simple group of order two


I'm not the smoothest operator in my class,
But we're a mirror pair, me and you,
So let's apply forgetful functors to the past
And be a finite simple group, a finite simple group,
Let's be a finite simple group of order two
(Oughter: "Why not three?")


I've proved my proposition now, as you can see,
So let's both be associative and free
And by corollary, this shows you and I to be
Purely inseparable. Q. E. D.

kalau yang masih cupu dan masih level reading, ini sudah saya google terjemahkan. Tapi ya, agak aneh,,,


Finite Simple Group (ketertiban dua)
Sebuah Klein Empat asli oleh Matt Salomone

Jalan cinta tidak pernah mulus
Tapi tambang terus-menerus untuk Anda
Kau terikat atas dalam rantai hatiku
You're my Aksioma Choice, kau tahu itu benar

Tetapi akhir-akhir ini hubungan kita tidak begitu baik didefinisikan
Dan aku tidak bisa berfungsi tanpa Anda
Aku akan membuktikan proposisi saya dan saya yakin Anda akan menemukan
Kami terbatas kelompok sederhana memesan dua

Aku sedang kehilangan identitas
Aku mulai tensor setiap hari
Dan tanpa kehilangan umum
Aku akan menganggap bahwa Anda merasakan hal yang sama

Karena setiap kali aku melihatmu, anda hanya quotient keluar
Setia peta gambar yang saya ke
Tetapi ketika kita satu-ke-satu Anda akan melihat apa yang saya tentang
Karena kita terbatas kelompok sederhana memesan dua

Kesetaraan kami stabil,
Sebuah cinta utama duduk jauh di dalam bundel
Tapi kemudian Anda mengendarai baji antara dua bentuk
Sekarang semuanya begitu complexified


Ketika kami pertama kali bertemu, kami hanya terhubung
Hatiku terbuka tapi terlalu padat
Sistem kami telah diarahkan
Untuk memiliki batas terbatas, dalam arti tertentu

Aku hidup di dalam kernel dari peringkat-satu peta
Dari domain saya, citra tampak begitu biru,
Karena semua yang saya lihat adalah nol, itu jebakan kejam
Tapi kami yang terbatas kelompok sederhana memesan dua


Aku bukan operator halus di kelasku,
Tapi kami sepasang cermin, aku dan kau,
Jadi mari kita berlaku pelupa functors ke masa lalu
Dan kelompok sederhana yang terbatas, kelompok sederhana yang terbatas,
Mari kita menjadi terbatas kelompok sederhana memesan dua
(Oughter: "Mengapa tidak tiga?")

Aku sudah membuktikan proposisi saya sekarang, karena Anda dapat melihat,
Jadi mari kita berdua akan asosiatif dan bebas
Dan dengan wajar, ini menunjukkan Anda dan saya untuk
Murni tak terpisahkan. T. E. D.



ada beberapa bait yang saya suka, yaitu bagian (dalam bahasa inggris)
I'm losing my identity
I'm getting tensor every day
And without loss of generality
I will assume that you feel the same way
 dan yang bagian ini :
I've proved my proposition now, as you can see,
So let's both be associative and free
And by corollary, this shows you and I to be
Purely inseparable. Q. E. D.
Tapi, secara umum, saya ng-like this lagu ini. Kalau gak terlalu suka, wajar, soalnya istilah-istilahnya asing semua. Tapi, dengan sedikit mikir,ngakak juga...
Mungkin, ada suatu saat nanti, muncul The Klein Four dari Informatika ITB.

Saya juga sudah mencoba mencari lagu-lagu mereka di internet, tapi kok gak ada. Mungkin, kalau ada yang punya, minta dunk...

Untuk informasi lebih lanjut mengenai The Klein Four,bisa cek di sini.

Minggu, 21 Februari 2010

BG Gotong Royong

Wow, kemarin ada satu proker mendewa yang dilaksanakan di Asrama Bumi Ganesha...

Proker alias program kerja dari Biro Kekaryawanan dan Pemeliharaan ini diberi nama Gotong Royong Akbar Satu BG. Di sini, semua penghuni dan capeng, beserta bantuan para karyawan dan bibi bahu membahu melakukan gotong royong. Agak lebay juga sih prolognya, tapi emang bener kok, semua menyatu, membersihkan asrama dari hal-hal yang kuncup, sehingga asrama jadi wow... nyaman... Lihat ini, sebagian dokumentasinya :
habis itu, ada yang tepar

Tapi, habis tepar, semangat lagi, soalnya ada RUJAKAN BARENG....

Bukti rujakan bisa membangkitkan semangat :

Akhirnya...


oh iya, numpang promosiin, yang buat rujak, para bibi-bibi... Kalau mau dibikinin, hubungi saya saja... (gak penting parah)

Dan tak disangka, saya nemu sebuah fosil yang merupakan bukti bersejarah
Ini adalah semacam ID-card untuk panitia kegiatan eksternal di BG, yang kebetulan waktu itu adalah try out. Lihat saja, masih hand-made dan diperbanyak dengan sebuah mesin dewa, "mesin fotokopi". Kalau kurang jelas, di pojok kanan atas, tertulis, 19 April 1998. Itu jaman saya masih SD kelas 2. Pas jamannya Ronaldo main di Inter. Pas lagi hot-hot nya lagu Ricky Martin buat Piala Dunia 1998. Pas jamannya Reformasi... (hari-hari terakhir Alm. Soeharto berkuasa).

Hahaha...
Ini hanya sekedar dokumentasi saja, foto-fotonya pun hanya via kamera HP saya, yang ada bar-code di layarnya. Daripada hilang ditelan zaman, ya kan? We will miss our familiness (maksudnya, kekeluargaan)

NB : bagi mas yang kena tanda lingkaran, maaf ya... Numpang dibekenin. Tar kalau gak rela, saya hapus deh

Kamis, 18 Februari 2010

Calciopoli versi Century

Tadi malam, saya nonton Top 9 News di Metro TV. Saya tertarik dengan salah satu berita tentang masalah Bank Century yang sedang menuju garis finish, setelah diobok-obok Pansus yang sempat dijadikan ajang hina menghina antar anggotanya. Di berita tersebut, dijelaskan tentang adanya lobi-lobi politik antar fraksi dalam menentukan sebuah keputusan final atas kasus Century. Yang menarik di sini, adalah cara para elit politk memandang sebuah masalah. Bayangkan saja, hanya dengan ngobrol-ngobrol di kafe, di jalan, atau sebagainya, bisa mengubah pendapat para anggota Pansus. Berikut kutipannya (sumber) :
Syarif kembali mengeluarkan lelucon segar. Menurutnya, lobi-lobi terus dilakukan demi mencapai kesepahaman. "Lagi jalan lobi, lagi makan lobi, telepon juga lobi, rapat juga lobi. Jadi all the time pasti lobi. Namanya mitra koalisi itu tidak boleh lepas," katanya.
Lihat, mungkin ini hanya sekedar lelucon. Tapi, kadang kala orang menutupi kebohongan atau lebih tepatnya menyamarkan fakta dengan lelucon semacam itu. Mungkin, kata beliau, itu sudah hal wajar dan lumrah, dengan embel-embel dinamika politik. Tapi, apakah adil, jika hanya dengan lobi-lobi sampah itu kemudian hati nurani mereka dipaksa mati. Lemah parah...

Selanjutnya, mungkin para wakil rakyat itu berargumen, ini semua demi koalisi. Tapi, semua itu kembali pada kebobrokan moral, lihat saja kutipan berikut ini  (sumber):




Tak hanya ancaman, iming-iming "kenikmatan" juga disuguhkan. "Ada yang ditawari menteri," masih mengutip Bambang.
 Jelas sekali, dimana ada kepentingan, di situ koalisi digalang. Yang tidak menjelang bakal ditendang.

Yang menarik lagi, ada istilah "skor" untuk merepresentasikan sikap fraksi-fraksi atas kasus ini. Misal saja tentang bail-out  (sumber):
Komposisi 7-2 pada pandangan awal membagi dua kubu fraksi di Pansus santer terdengar mulai bergeser. Kekuatan 7-2, terdiri dari 7 fraksi kontra-bail out dan 2 fraksi pro-bail out. Tujuh fraksi terdiri dari PDI Perjuangan, Golkar, PPP, PAN, PKS, Gerindra, dan Hanura. Ketujuh fraksi ini menilai adanya unsur penyalahgunaan wewenang dalam kasus Bank Century. Dua fraksi lainnya, Demokrat dan PKB, berpandangan sebaliknya.
Sampai berita terakhir, skor adalah 9-0, mengenai aliran dana, (sumber).

Tapi, skor tinggal skor....
Peluit panjang belum ditiup...
Masih banyak peluang bagi para lobi-ers untuk mengatur skor akhir pertandingan.

Pertanyaannya, apakah Century bakal menjadi kasus calciopoli seperti di Serie A Italia, ataukah hati nurani yang bicara ?. Berat memang... Siapa coba yang tidak ngiler jika ditawari jadi menteri.

Minggu, 14 Februari 2010

Antara Angpau, Coklat, dan Air...

Hari ini, tanggal 14 Februari, ada beberapa hal yang menjadi wacana di masyarakat Indonesia yang kebetulan juga menjadi awan pengganggu otak saya. Tiga hal diantaranya adalah masalah Angpau, Coklat, dan Air. Yah, memamng, tidak hanya 3 hal itu saja. Dunia ini masih disibukan oleh persiapan nonton bareng Milan vs MU, atau tragedi Lolito di Lazio. Atau mungkin reality show kasus Antasari yang akhirnya divonis. Namun, marilah lupakan sejenak, kita liat 3 fenomena tahunan tersebut.

Angpau : Di benak manusia yang normal, saat mendengar kata angpau, pasti akan langsung di-instansiasi objek yang bernama Imlek dengan alias tahun baru cina. Dengan beberapa inherit atau anak turunan kelasnya Barongsai dan kembang api. Menurut narasumber yang saya wawancarai saat mata kuliah organisme komputer berlangsung, di kala imlek, orang-orang akan melakukan sembahyang di klenteng, vihara, atau gereja tergantung kepercayaan mereka. Hal ini dilakukan di pagi hari. Kalau saya sendiri, pas imlek ini dimulai dengan mengikuti pansus untuk menangani sebuah kasus yang sudah berdampak sistemik. Mungkin akan berjalan 5 minggu ke depan, dengan default rapat hari Minggu pagi jam 8. (tears).

Selanjutnya, pada malam hari, mereka (karena saya tidak bisa datang) akan mengadakan semacam makan-makan atau kembang api. Dan jelas, akan ada barong sai di kawasan tertentu. Dan, kita, maksud saya kalian, jika menonton barongsai, seharusnya atau sewajarnya memberikan semacam amplop merah ke mulut barong sai. Amplop ini yang orang awam sebut dengan nama "Ang pau". Entah apa artinya, cari sendiri saja.

Ngomong-ngomong tentang merah, ternyata menurut desas-desus atau mungkin kenyataannya, warna merah merupakan warna keberuntungan bagi warga Cina. Mungkin hal ini pula yang mengakibatkan MU, Arsenal, Liverpool, AC Milan, AS Roma, Korea Selatan, Rusia menggunakan warna merah sebagai warna dasar kostum tim sepakbola mereka, sehingga beruntung menjuarai Liga domestik, kontinental, atau tampil mengejutkan di berbagai ajang. Tapi, mungkin hal ini bukan kebetulan. Konon, menurut riset, warna merah memberikan semangat juang yang luar biasa bagi sang pemain.

Mungkin, hal ini juga mengilhami warna salah satu partai politik sehingga mampu menjadi salah satu anggota trio kwek-kwek di negara saya. Entahlah...

Coklat : Mungkin, jika kita mendengar kata "Coklat" saat ini, pasti otak kita akan melakukan rangsangan ke bagian memori yang menyimpan kata-kata "Valentine". Apakah ini hal yang wajar ? Jawabannya belum tentu. Mungkin, jika kita analogika dengan Imlek yang akan penuh warna merah, maka saat valentine, aka penuh warna coklat. Baju coklat, celana coklat, topi coklat, dan tas coklat. Jadi, valentine di sini bisa diartikan jambore pramuka internasional. Itu salah satu ketidak wajaran berfikir, tapi benar kan ?

Tentang valentine ini, saya jadi kepikiran mengenai sebuah teori konspirasi sutau kelompok tertentu yang ingin menguasai dunia melalui makanan bernama coklat, walaupun kadang-kadang tidak berwarna coklat. Mungkin, ada sebuah kelompok yang melakukan propaganda, bahwa valentine = coklat, sehingga kelompok tersebut akan menguasai dunia ini dengan keuantungan yang luar biasa dari royalti atau waralaba merk "Coklat". Bayangkan saja, mulai dari coklat jago, b*ng-beng, g*ry pasta, tobl*rone, silverque*n, cadbur*y, dan lain-lain adalah produk yang biasa kita sebut coklat. WOW... Semisal tiap produk si kelompok tadi mengambil royalti 1% saja, sudah berapa triliun coba ?

Mungkin sudah cukup untuk mencapai rekor Century, atau rekor film Avatar. Apalagi, pas tanggal 14 ini, mereka panen besar. WOW lagi... Jadi, hati-hati saja... Ini merupakan sebuah konspirasi luar biasa yang benar-benar mencuci otak hampir 2 x sekian penduduk dunia (karena sepasang).Tapi, sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa menyadarkan kita, maksud saya kalian yang tercuci otaknya. Misal, kenapa harus beli coklat ? bukankah coklat bisa bikin gemuk, ketagihan, gigi berlubang, kemiskinan, dan perceraian ? Atau fakta lain, hari valentine hanyalah sekadar penghapus dosa "lupa menyayangi" selama setahun lampau.

Cek saja, apakah pasangan anda masih memberi coklat yang dibeli di Indomar*t selain hari valentine ini ? Masak kita cuman ditunjukan rasa sayang sekali selama setahun ? Masih mending kalau coklat yang dikasih coklat mahal, kalau cuman beng-b*ng ? Salah satu solusinya, ya bikin aja tiap hari ini serasa hari valentine. Tapi, kalau makan coklat tiap hari, bisa membusuk gigi dan lambung kita. Jadi gak usah pake valentine sama coklat deh... Ganti aja sama tahu tempe atau sayur nangka bikinan sendiri, pasti lebih berkesan dan yang jelas, dompet tetap gembung...

Selanjutnya, saya jadi kepikiran untuk menjadikan semacam hari valentine, misal saja hari lahir saya, 13 Juli sebagai hari tertawa. Jadi, di hari itu, gak boleh ada manusia yang nangis, mewek, berlinang air mata, atau hati pundung. Mungkin nama hari-nya Hari Sunni. WOW... Keren lah... Jadi, minimal sudah berguna bagi dunia, nyumbang nama...

Terakhir, Air :

Salah satu dari 4 elemen dasar orang Yunani kuno atau orang-orang illuminati bahkan si Avatar A'ang. Kenapa ada air di postingan ini ? Yah, intinya, Indonesia sedang dilanda bencana tahunan, banjir. Mungkin, baru kali ini saya melihat banjir sampai di atas dengkul atau lutut dengan mata kepala saya sendiri (majas pleonasme). Karena, rumah saya di Bantul secara teori tidak mungkin banjir, dataran rendah yang miring. Lalu, saat di SMA Semesta, mungkin bisa banjir, dengan syarat Semarang menjadi anggota baru laut Jawa. Tapi, kemarin Sabtu, saat ke SMA N 8 Jakarta, saya baru liat, banjir yang nyata. Tapi tidak terlalu ekstrim, karena pernah mencapai lantai 2. (worship). Itu kata guru-gurunya. Lalu, tadi siang, saat pulang dari acara pernikahan alumni, ada abnjir juga, memang tidak telalu parah. Tapi, banjir is banjir gan... Kalau lihat di TV, gak bakal dapet feel banjir yang sebenarnya. Musti turun ke lapangan. Bayangin aja, PC 20 juta anda kena air, atau LCD tanpa tombol ON-OFF anda jadi berkarat. Jadi, JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Apalagi di daerah jalan Cisitu Merdeka. Argh... (gambar kalo sempet menyusul, spe*dy lagi tewas...)

Pesan : Kalau gak dapet coklat valentine, bilang aja, takut dicuci otaknya. Kalau masih gak ngaruh, beli sendiri, kirim via pos ke alamat sendiri, dengan nama pengirim Arumi Baschin atau Zakiah Nurmala... Saya juga mengakhiri hari valentine kali ini (masih) tanpa ngemut coklat kok.

Jumat, 05 Februari 2010

Saat Kuncup Melanda

Hari ini di ITB ada yang namanya ITB Fair. Semacam acara fair-fair gitu. Tapi, entah kenapa, dari kemarin sore, perasaan hati gak enak terus. Mana badan juga lagi gak beres, semacam masuk angin gitu. Kemarin, niatnya ke kampus buat bantu-bantu stand HMIF di ITB Fair. Tapi, apa daya, badan KO, hati melayang. Pulang deh...
Sampai asrama pun, gak bisa mikir secara bener, apalagi melakukan hal-hal manusiawi. Akhirnya, ngeloyor tidur. Bangun-bangun udah jam 20.30. Saatnya rapat buat persiapan maju ke MPA besok malem, mau memberikan LPJ Kaderisasi semester 1 sekaligus mengajukan proposal kaderisasi semester 2. Susauh ya? gak juga sih, tapi susah juga. Apalagi kalau jadi ketua-nya, harus punya komitmen tinggi, wedew...

Pas rapat juga gak semua datang, masak dari 13 manusia yang jadi panitia, cuma 5 batang hidung yang muncul. Selain itu, dari 8 makhluk lain, cuma 6 yang pakai ijin, yang 2 ngilang entah kemana. Padahal agenda rapat kali ini super penting, yaitu menyamakan persepsi antar divisi dan membuat standar IP minimal yang harus dicapai oleh para capeng sebagai syarat direkomendasikan untuk menjadi penghuni. Susah juga jadi penghuni.

Rapat akhirnya tetap berjalan meski gak lengkap, dan pas rapat malah jadi curcol... Ini yang menarik dan selalu memberikan hasrat buat rapat, rasa kekeluargaannya gak nahan bos...

Mungkin, setelah rapat, agak mendingan perasaan hati ini, tapi pas bangun, kok muncul lagi gulma hati itu. Udah memaksakan diri buat mandi pagi buat ke kampus untuk ikut ng-stand. Tapi kok rasa hati sangat tidak mengenakan. Terus, beberapa saat mikir, akhirnya memutuskan untuk tidak ke kampus dulu sampai ujud hati kembali utuh. Sambil ngilangin eneg di hati, aku nge-net, browsing dkk lah... Mau ngoding? wew... it's not the right time, i think....

Sambil mendengarkan radio Swara Gama via streaming, sambil relaksasi otak, mengenang keramahan suara penyiar jogja, mulai mikir secara normal. Tapi kok pemulihannya berjalan lambat? Mana HP bunyi mulu. Aduh, aduh.... Akhirnya daripada nonton Kamen Rider Kabuto, mending agak produktif dengan nge-blog... Ganti template ini...

Tapi teringat pelatihan Emotional Intelligence kemarin, jadi malu. Saatnya dipraktikan :
Sunni Kamu Bisa!!!, Kamu Pasti Bisa!!!

Saat kuncup menyerang, kutulis postingan ini..

Kamis, 04 Februari 2010

ITB FAIR jadi hot thread gan....


Sekedar berbagi saja, ini lho di kaskus yang menjadi salah satu referensi ilmu pengetahuan saya, ternyata :

ITB Fair 2010, jadi hot thread....

yah, walaupun gak ikut jadi panitia, tapi bangga juga lho...


ini threadnya

kalo mau liat langsung, cek ini

Bangga gan!!!!!!!!!!

Selasa, 26 Januari 2010

Sebuah Solusi Permasalahan Umat Manusia

Apakah pernah anda terbayang, seandainya sedang bermain sepak bola di stadion megah, ditonton ribuan penonton di stadion dan jutaan lainnya via layar kaca, dan anda merasa harus kencing? Misalnya saja kayak kejadian ini :

kalo gak jelas, cek di TKP aja...

Selain kasus itu, masih ada lagi kasus-kasus semacam, pas sedang sidang TA kebelet, pas ujian kebelet, pas lagi jalan di Catwalk kebelet, atau pas keadaan penting lain dan sedang kebelet...

Nah, pas kemarin jalan-jalan sembari window shopping, walaupun cuman ke Indomar*t, ane dapet pencerahan buat masalah di atas. Ini gan :

















Masalah harga :
Kalau mau liat secara lebih jelas :


liat gan, ukuran M, jadi pasti ada ukuran L, XL, XXL, atau XXXL. Tapi mungkin itu diperuntukan yang merasa ber-kuncup besar.

Salah satu konsumennya gan, orang terkenal lho :



















kalo gak percaya cek ke TKP gan

iya gak?

Mungkin, ini bisa jadi salah satu solusi buat masalah-masalah kehidupan kita. Apalagi, produk2 ini udah tersebar secara waralaba alias franchise. Salah satu agennya, ada di deket Rektorat ITB alias Annex, strategis gak?

NB : ada cara pemakaian juga kok, jadi tenang aja buat pemula

Senin, 25 Januari 2010

Tradisi Saat Ganti Semester di Kampus Tercinta

Untuk kali ini, mau berbagi cerita kehidupan di ITB nih. Baru-baru ini, para mahasiswa mulai meninggalkan semester ganjil ke semester genap. Ada banyak cerita yang terjadi di masa-masa itu. Mungkin, saya juga mengalami. Tapi, mungkin facebook alias FB bisa bercerita lebih banyak...
Berikut, ada beberapa hasil crop-crop-an halaman facebook beberapa temen saya, (dengan identitas yang disamarkan, agar tidak dituntut pencemaran nama baik atau pembunuhan karakter). Monggo di cek....

Kata kunci : IP, Perwalian, DNA, daftar ulang, tolol

setelah melewati segala hantama ujian dan kroco-kroco nya, saat transisi semester, para pejuang di kampus mungil ini menanti hasil yang mereka tanam selama satu semester. Jelas, saat-saat penantian ini adalah momen yang tepat untuk mengganti status FB, seperti yang nampak berikut ini

Setelah hasil sudah keluar, ada yang puas seperti berikut ini :


ada juga yang super bersyukur dengan sangat mendalam

Tapi, ada juga yang merasa diperlakukan tidak adil, seperti sebuah scene dalam halaman FB yang lain...

Akhirnya, selalu saja mencoba menyalahkan orang lain. Memang sifat dasar manusia pada umumnya, tidak mau disalahkan. Contohnya :



Selain itu, IP ternyata juga bisa jadi sumber penghasilan, syarat beasiswa misalnya. Oleh karenanya, kalau IP gak masuk kriteria, hilang sudah harapan mengucurnya beasiswa itu, misal saja



santai aja gan....!!!

Setelah berurusan dengan semester lalu, kita mulai menginjak ke semester selanjutnya. Dan, syarat utama nan mutlak adalah, mengisi FRS, semacam rencana studi. Nah, sebagaimana manusia pada umumnya, jarang yang punya pendirian dan ingin nya ikut sana-sini, alias makhluk sosial. Jadi gini deh,



Biasanya untuk kasus mata kuliah pilihan, atau menuh-menuhin sks...

Selanjutnya, muncul kasus kayak gini,



padahal udah semester 3, masih aja...
Semua itu gara-gara





Namun, akhirnya, disetujui juga sama dosen wali. Walaupun, sempet ditolak juga.



Dah, itu secuil cerita dari kampus ane... Moga-moga gak ada yang tersinggung atau menyinggung... Yang jelas, ini bukan hoax atau konspirasi. Cuman pengen berbagi...

Selasa, 19 Januari 2010

Calo = Agen Perjalanan yang ilegal atau Agen perjalanan = Calo yang dilegalkan ?

Baru-baru ini saya melakukan perjalanan dari Bandung ke Jogja, dengan menggunakan kereta api ekonomi. Saat saya masuk stasiun Kiara Condong, saya dihampiri seseorang yang menawari saya tiket duduk. Yah, inilah yang biasa orang sebut Calo. Karena tiket yang tersedia tinggal tiket berdiri, maka saya putuskan untuk beli tiket dari calo tersebut. Hal ini saya ambil berdasarkan perhitungan. Dalam waktu yang cukup lama, saya harus berdiri dengan resiko kelelahan yang cukup besar dan selanjutnya resiko kehilangan barang  bawaan yang cukup besar juga. Jika dibandingkan dengan tiket yang lebih mahal 9 ribu, maka saya rasa itu cukup adil. Sekedar informasi, tiket normal dijual seharga 26 ribu, sementara si calo menjual 35 ribu. Sehingga, kalau dipersentasekan, 9ribu/26ribu = 35%

Kemudian saya teringat suatu hal. Dulu, saya juga pernah membeli tiket travel di sebuah agen perjalanan. Dan selisih yang saya harus bayar adalah 25 ribu. Dengan fasilitas hanya kemudahan membeli tiket. Walaupun tidak terlalu signifikan. Memang, kalau dipersentase, kenaikan harga dari agen tersebut sekitar 25ribu/150ribu = 16%.


Sekarang, mari kita bandingkan kedua cara melakukan pembelian tiket ini :
1. Kedua cara memudahkan kita untuk membeli tiket tanpa harus mengantri.
2. Kedua cara memungut "uang jasa" untuk ongkos sebagai pemasukan mereka.
3. Untuk Calo, kita bisa membeli barang yang sudah tidak ada di pasar legal, sementara untuk agen, kita hanya bisa membeli barang yang masih ada di pasaran.
4. Agen merupakan bentuk usaha yang legal, sementara calo merupakan bentuk usaha yang konon di-cap tidak legal.

Yang dapat saya tangkap di sini, perbedaan sebenarnya dari kedua jenis media di sini adalah, cara mereka mendapatkan tiket atau barang.
Untuk calo, mereka membeli barang sebelum ada penawar, kemudian menawarkan kepada yang membutuhkan.
Untuk Agen, mereka membeli barang setelah ada penawar.

Sekarang, kita perhatikan, apa yang salah di mata calo? Saya rasa tidak ada yang signifikan. Mereka hanya mengambil langkah "gambling". Sehingga wajar jika mereka perlu mengambil untung lebih besar. Kecuali, jika si calo berniat buruk. Maksud dari niat buruk di sini adalah, si Calo menjual dengan harga yang tidak masuk akal, dengan memanfaatkan "kebutuhan mendesak", sementara tiket di pasaran sudah habis. Merekas sanggup memonopoli pasra tiket.

Jadi, tidak ada bedanya antara Calo baik hati dan agen. Namun sayangnya, kita terlalu sering bertemu dengan calo yang tidak baik hati. Sehingga, kita telah menge-cap mereka sebagai kriminil.

Tapi, jika kita mau merenung lagi, calo itu sebenarnya tumbuh dari hal yang menjadi momok Indonesia, kemiskinan, kemudian kekurangan lapanangan pekerjaan. Sehingga, mereka "membuat" lapangan kerja mereka sendiri. Mungkin, sebenarnya mereka hanya ingin jadi agen perjalanan saja. Tapi, dikarenakan tidak adanya sumber penghasilan yang lain, dan merasa menjdai calo adalah hal yang "nyaman", mereka akan ketagihan dan akan terus melakukannya. Berubahlah calo baik hati menjadi calo yang tidak baik hati.

Sekali lagi, jangan percaya apa yang anda dengar, karena tidak ada sesuatu yang pasti benar, selain matematika dan agama tentunya. Termasuk tulisan ini.

Sabtu, 16 Januari 2010

hei anak ITB, yakin mau jadi entrepeneur ?

Prolog :
entrepeneur di sini, lebih mengarah ke bidang bisnis.

Sekarang ini, banyak sekali yang mendewa-dewakan yang namanya entrepeneur. Banyak yang bilang, kalau jadi entrepeneur kita akan lebih nyaman, bisa bantu orang lain dapet kerjaan, tidak disuruh-suruh, dan lain sebagainya. Oleh karena euforia itu, banyak sekali pelatihan-pelatihan mengenai entrepeneur ini, atau bisa juga diselipkan di sebuah diklat, kaderisasi, ceramah, dan lain sebagainya. Namun, apakah pilihan untuk menjadi entrepeneur ini sudah tepat ? Ini saya berikan beberapa pertimbangannya.
1. Seorang entrepeneur, harus memulai usahanya dari bawah. Dari nol. ini akan menjadi sebuah hal yang sulit. Apalagi untuk manusia-manusia bermental instan. Memang, jika kita memulai dari hal kecil, kita akan dapat feel-nya. Itu konon. Dan saya juga setuju. Namun, apakah kita bakal kuat memulai dari awal itu? apalagi di jaman krisis kepercayaan ini. Wedew...
2. Sebagai mahasiswa ITB, yang katanya paling mendewa se-Indonesia, kita dicekoki dengan banyak ilmu, dan itu sudah terfokuskan. Yang elektro ya belajar elektro, yang teknik kimia ya belajar teknik kimia, dan seterusnya. Nah, seandainya, banyak mahasiswa ITB jadi pebisnis, siapa coba yang mau menggantikan posisi-posisi yang seharusnya anak ITB tempati? Apalgi kalau kita bisnis di bidang yang semua orang bisa lakukan, makin dosa aja kita.
3. Kita ini, terlalu bermimpi mengawang-awang. Kita terlalu bermimpi se-akan-akan, semua hal di entrepeneur itu merupakan tantangan. Iya kalau bisa. Kita terlalu dicekoki dengan kisah sukses para pebisnis. Sekarang, coba hitung berapa kemungkinan sukses yang usahanya kita mulai dari nol? Coba liat pebisnis yang gagal lah minimal.

Mungkin itu hanya beberapa saja pertimbangan.

Nah, mengkritisi tanpa memberi solusi adalah sampah. Berikut saya berikan beberapa saran dari saya.
1. Jadilah entrepeneur di bidang yang anda geluti. Buat apa negara mensubsidi kita untuk kuliah di jurusan yang kita pilih, jika kita "berkhianat" dengan ilmu kita?
2. Jangan berbisnis sebagai distributor produk dari luar negeri. Hal ini sangat menyiksa produsen dari dalam negeri dan menghambat pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Labih parahnya, kita hanya akan jadi konsumen sepanjang masa.
3. Sebaiknya, jadilah produsen yang baik. ada banyak lahan usaha yang bisa kita kuasai di dalam negeri. Misal saja, pintu geser otomatis di mall. Asal tahu saja, pintu itu dihargai 40 juta. Dan, sebenarnya anak Indonesia mampu untuk membuatnya, apalagi anak ITB. Tapi, ironisnya, pintu semacam itu disikat orang Australia. Sekarang, siapa yang salah? Belum lagi masalah Freeport atau blok Cepu.
4. Walaupun tidak menganjurkan berbisnis ria, tapi jangan pula mengabdi pada perusahaan asing. Memang, hanya orang naif saja yang menolak bekerja dengan gaji luar biasa besarnya. Bekerja di perusahaan asing, boleh-boleh saja. Asal, jangan lama-lama. Mending, kerja selama 3-5 tahun, lalu keluar setelah menyerap ilmu. Di sini, ilmu kita akan ada gunanya. Nah, setelah keluar dari perusahaan, lakukan saran nomer satu di atas...

Jadi, jangan lah terlalu berfikir bahwa entrepeneur adalah jalan hidup paling hebat. Janganlah munafik. Hidup ini berat crut...

epilog : Jangan telan mentah-mentah semua informasi dan saran yang masuk ke kita. Berfikirlah sebaliknya. Jangan mudah percaya dan terpengaruh. Berlaku untuk postingan kali ini juga...